Sabtu, 17 September 2011

Organisasi Profesi


PERILAKU ORGANISASI PROFESI



Empat kata kunci pada makalah singkat ini, yakni;
(1) profesi; (2) organisasi; dan (3) organisasi profesi; (4) perilaku organisasi.

PROFESI
Profesi dimaknai sebagai pekerjaan atau kegiatan, dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan, memerlukan keahlian (scientific service, knowledge based service ), kemahiran atau kecakapan yang diperoleh melalui pendidikan profesi, pengalaman dan pembelajaran terus menerus, dan memenuhi standar mutu dan norma tertentu.
       
        Elemen Esensial Profesi
Greenwood mengidentifikasi penting dari sebuah profesi; 
(1) Systematic Body of Theory; scientific and knowledge based service; 
(2) Professional Authority; clientele of professional group; 
(3) Sanction of Community; reward and punishment; 
(4) Regulative Core of Ethis; regulating relations of professional  persons; with client/customer and colleagues;  
 (5) The Professional Culture”’ sustained by formal professional association”, dikutip dari Howard M. Vollmer and  Donald L. Mills (1966) dalam bukunya “Professionalization”.
 
       
        Karakteristik Sebuah Profesi
Disarikan dari pendapat para pakar, karakteristik atau ciri sebuah profesi adalah sebagai berikut; 
(1) Orientasi layanan sosial melebihi layanan pribadi; 
(2) Mendapat pengakuan dan penghargaan  dari masyarakat; 
(3) Layanan bersifat saitifik atau ahli; 
(4) Dipersiapkan melalui pre-service education yang terencana secara integral; 
(5) Perbaikan secara terus menerus melalui in-service education. Satu contoh guru di negara maju, sedikitnya 11 hari setiap tahunnya mereka melakukan check up ke almamaternya untuk mengetahui atau mereview kompetensi sebagai agen pembelajaran;
(6) Standarisasi dan kualifikasi oleh organisasi profesi; 
(7) Bekerja dengan kode etik yang diputuskan oleh organisasi profesi;
(8) Jabatan sebagai karier hidup.

Prinsip-Prinsip Profesionalitas  
(1)        Memiliki bakat, panggilan jiwa dan idealisme; 
(2) Memiliki komitmen dalam pelayanan bermutu, keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia; 
(3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; 
(4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas; 
(5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; (6) Memperoleh penghasilan sesuai prestasi kerja; 
(7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (
8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan 
(9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan.

Tata Nilai
Perilaku organisasi diatur oleh kode etik yang memuat nilai-nilai universal. Misalnya, (1) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berisi nilai; “Change for The Better melalui; (a) prosperity; (b) Peace; (c) Justice; and (d) Democracy;  (2) Barack Obama; “Change. Belief It”; (c) Kementerian Pendidikan Nasional berisi nilai; “Melayani Semua dengan Amanah”; (3) FKIP Untan; “Kebersamaan dan Kualitas”.
Pelayanan adalah fungsi penting sebuah profesi (broader community service).


ORGANISASI

Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa orang lain. Satu adalah jumlah yang terlalu sedikit untuk men-capai kebesaran.

Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Peter F. Drucker (2008) dalam bukunya “The Daily Drucker” menegaskan beberapa hal tentang organisasi: (1) semua organisasi perlu mengetahui bahwa tidak ada program atau aktivitas akan bekerja secara efektif dalam jangka panjang tanpa adanya modifikasi atau desain ulang, Warren Bennis dan Michael Mische (1996) dalam bukunya “The 21st Century Organization: Reinventing Through Reengineering” mengemukakan tahap rekayasa ulang organisasi; (a) Tahap I: Menciptakan Visi dan menetapkan tujuan; Tahap II: Benchmarking dan mendefinisikan keberhasilan; Tahap III: Menginovasi proses; Tahap IV: mentranspormasi organisasi; dan Tahap V: Memantau proses yang direkayasa ulang. (adaptability). Di antara organisasi yang paling keras mengabaikan kenyataan ini adalah pemerintah. Rumah sakit dan universitas sedikit lebih baik dibanding pemerintah dalam meninggalkan masa lalu; (2) semua organisasi harus mampu untuk berubah, artinya jika organisasi ingin tetap bertahan hidup, maka setiap organisasi memerlukan satu kompetensi inti, yakni inovasi (metapora dinosaurus-kecoa, dan filosofi pohon bambo). Sebuah organisasi modern harus mampu mengawali perubahan dengan berinovasi; (3) masyarakat di semua negara maju (satu diantara ciri masyarakat modern, filosofi sapu lidi, yang kecil mengalahkan yang bersar karena terorganisir dengan rapi yang berintikan sense of belonging, togetherness, and responsibility) telah menjadi suatu masyarakat organisasi. Organisasi adalah sarana untuk mencapai tujuan. Sarana semakin terspecialisasi (khusus) dan focus pada tujuan atau tugas yang dilakukakannya, maka akan semakin besar kapasitas kinerjanya. Dengan perkataan lain, Jika semakin jelas mendefinisikaan tujuannya, maka semakin kuat organisasi tersebut. Organisasi akan menjadi lebih efektif, jika semakin banyak standar pengukurannya dan standar tersebut digunakan dalam menilai kinerja. Organisasi lebih terlegitimasi jika semakin kuat dalam mendasari otoritas penilaian melalui kinerja; (4) rencana terbaik hanya sekedar maksud baik, kecuali jika hal itu diturunkan ke dalam kerja; (5) cara paling efektif untuk sukses dalam mengelola perubahan adalah dengan menciptakannya, dan masa depan adalah milik mereka yang memikirkannya atau mempersiapkannya hari ini; (6) semakin berkembang suatu organisasi, individu di dalamnya akan semakin dapat berkembang; (7) organisasi yang bekerja dengan baik menikmati apa yang dilakukannya; (8) satu prinsip penting organisasi adalah transparansi, memiliki otoritas dengan tanggung jawab yang sepadan,       
William A. Cohen (2008) dalam bukunya “A Class with Drucker”  (murid Drucker) menceritakan pengakuan gurunya tentang model organisasi yang sangat dikaguminya; (1)  tiga bidang manajemen militer yang disenangi Drucker, yakni; (a) pelatihan; (b) sistem promosi; (c) kepemimpinan. Asumsi “semakin giat berlatih semakin mudah melakukan tindakan yang sesungguhnya dan semakin baik pula kinerja”. Jenderal Perang Dunia II, George S. Patton menyatakan; “Setengah liter keringat pada saat latihan, sama nilainya dengan satu galon darah pada saat perang”. Semakin giat anda berlatih, maka makin baik kinerja anda.  Sistem seleksi promosi di kalangan militer AS belum sempurna, tetapi yang paling adil diantara sistem yang digunakan untuk organisasi besar. Delapan aturan kepemimpinan universal; (a) utamakan integritas; (b) kenali perangkat anda; (c) ungkapkan harapan anda; (d) tunjukkan komitmen yang luar biasa; (e) harapkan hasil positif; (f) urus anak buah anda; (g) utamakan tugas di atas urusan pribadi; (h) dan selalu berada di depan; (2) organisasi baru berbasis informasi dan inovatif.


ORGANISASI PROFESI

1.    Kehadiran organisasi profesi yang professional dan terpercaya, akan memperkuat eksistensi atau keberadaan sebuah profesi (entri point).

2.    Setiap profesi beroperasi melalui jejaringan organisasi profesi, unjuk kerjanya terlihat dari pelayanan yang diberikannya, mekanisme institusional yang mampu mempertemuan kebutuhan clientnya, mencari sumber daya untuk melakuan kegiatan pendidikan, latihan, riset dan pengembangan (learning organization).

3.    Nilai sosial sebuah organisasi profesi merupakan keyakinan dasar dan foundamental.

4.    Norma atau tata nilai sebuah organisasi profesi menjadi tuntunan atau pedoman perilaku organisasi


PERILAKU ORGANISASI
Paul Hersey dan Ken Blanchard (1990) dalam bukunya “Management of Organizational Behavior” menyatakan bahwa “perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Dengan kata lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu”. McClelland dan Atkinson mengemukakan kurva normal yang menghubungkan antara motivasi dan kemungkinan keberhasilan.
Keith Davis dan John W. Newstrom (1990) dalam bukunya “Human Behavior at Work: Organizational Behavior” mendefinisikan perilaku organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak dalam organisasi. Perilaku organisasi adalah sarana manusia bagi keuntungan manusia.
Unsur pokok dalam perilaku organisasi adalah; (1) orang, dimana mereka membentuk system social intern organisasi; (2) struktur, menentukan hubungan resmi orang dalam organisasi; (3) teknologi, yakni sumber daya yang digunkan untuk bekerja, dan mempengaruhi tugas yang mereka lakukan; dan (4) lingkungan, artinya organisasi tidak berada di ruang vakum ataau hampa.
Gibson, Ivancevick dan Donnelly (1990) dalam bukunya “Organization”  mengatakan untuk mengetahui perilaku individu dalam organisasi perlu pemahaman tentang ciri psikologis dari perilaku individu tersebut, yakni; (1) perception (proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu, terkait dengan mindset, pikiranku adalah kelakuanku; (2) attitude; (3) personality/karakter; (4) learning, and (5) motivation (terpenuhinya need/motivasi/perilaku. Akhir kehidupannya Abraham Maslow menyesali teori hirarki kebutuhan yang diciptakan; fisiologi, keselamatan/keamanan, rasa memiliki, penghargaan dan aktualisasi diri; Herzberg; kondisi kerja, keselamaatan kerja, hubungan interpersonal, kondisi yang memotivasi, dan pekeerjaan itu sendiri; McClelland; afiliasi, kekuasaan, dan prestasi; Vroom; harapan/peluang/tantangan, keadilaan, reinforcement atau penguatan).
Beberapa variable selain variable psikologis di atas yang mempengaruhi perilaku individu; (1) Fisiologis; kemampuan fissik dan mental; dan (2) Lingkungan; keluarga, kebudayaan dan kelas social.
Alasan orang membentuk kelompok atau berorganisasi; (1) pemuasan kebutuhan; (2) kedekatan dan daya tarik; (3) tujuan kelompok. Biasanya sesuai dengan tujuan individu/modal sosial; (4) alasan ekonomi. 
Organisasi dapat membentuk perilaku individu anggotanya, tergantung pada integritas kepemimpinan, dan integritas kepemimpinan merupakan faktor penting dalam perubahan perilaku organisasi. Karena esensi dari kepemimpinan adalah mempengaruhi (influence) orang lain. Bagaimana kepemimpinan dapat menciptakan atmosfir organisasi yang kondusif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar