SEJARAH
HIV/AIDS
Sejarah 1926
Beberapa ilmuwan menganggap HIV menyebar dari kera ke
manusia antara 1926-1946. Penelitian sekarang menunjukkan bahwa HIV kemungkinan
pertama meloncat dari simpanse ke manusia pada 1675 tetapi jenis virus itu
tidak menetapkan diri sebagai epidemi hingga 1930.
Sejarah 1959
Seorang laki-laki meninggal dunia di Kongo dengan apa yang
dianggap peneliti sebagai kematian AIDS pertama yang terbukti.
Sejarah 1978
Laki-laki gay di AS dan Swedia – dan laki-laki heteroseks di
Tanzania dan Haiti – mulai menunjukkan tanda apa yang nantinya akan disebut
gejala AIDS.
Sejarah 1980
Kematian karena AIDS di AS: 31 (termasuk semua kasus sebelum
1981).
Sejarah 1981
Sarkoma Kaposi (KS) adalah bentuk kanker kulit yang jarang
dan umumnya relatif tidak ganas, yang cenderung dialami hanya oleh orang lanjut
usia. Tetapi pada Maret sedikitnya delapan kasus yang lebih ganas sudah
dilaporkan di antara laki-laki muda yang gay di New York, AS.
Seorang teknisi obat di Centers for Disease Control (CDC),
AS, mencatat sejumlah permintaan yang luar biasa tinggi untuk obat pentamidin,
obat yang dipakai untuk mengobati pneumonia Pneumocystis carinii (PCP).
Ini mengakibatkan laporan ilmiah tentang PCP yang luar biasa pada lima
laki-laki gay dari Los Angeles, AS.
Penelitian yang dimulai mencari penyebab PCP di Los Angeles
dan KS di New York, AS. Calon utama penyebab yang timbul adalah popper
atau penghirup nitrat. Penyebab lain yang mungkin adalah unsur menular.
Ada berbagai teori mengenai kemungkinan penyebab kasus infeksi
oportunistik (IO) ini. Tetapi karena hanya sangat sedikit yang diketahui
mengenai penyakit baru ini, ada kekhawatiran mengenai daya menularnya, dan
apakah penyakit dapat disebarkan oleh orang tanpa gejala. Pengetahun mengenai
penyakit ini berubah begitu cepat sehingga asumsi yang diambil sering
dibuktikan salah setelah hanya beberapa bulan. Contohnya, pada Juli CDC
beranggapan bahwa orang bukan gay tidak rentan terhadap penyakit ini.
Namun, sebelum akhir tahun, kasus PCP pertama tampak di
antara pengguna narkoba. Pada saat yang sama, kasus pertama dilaporkan dari
Inggris.
422 kasus AIDS didiagnosis di AS; 159 meninggal dunia.
Sejarah 1982
Penyakit masih belum diberi nama, dengan berbagai kelompok
memakai istilah yang berbeda-beda. CDC AS umumnya mengacunya dengan nama IO,
contohnya limfadenopati, walau kadang dipakai istilah “Kaposi’s Sakoma and
Opportunistic Infections (KSOI)”. Sebaliknya beberapa kelompok masih
mengkaitkan penyakit ini dengan kejadian pertama di antara laki-laki gay,
dengan surat pada The Lancet memakai nama “gay compromise syndrome”.
Yang lain memakai nama GRID (Gay-Related Immune Deficiency – penurunan
kekebalan tubuh yang dihubungkan dengan kaum gay), AID (acquired
immunodeficiency disease), “kanker gay” atau “community-acquired immune
dysfunction.
Pada Juni, ada laporan mengenai sekelompok kasus di antara
laki-laki gay di California Selatan, yang memberi kesan bahwa penyakit
disebabkan oleh suatu unsur yang menular melalui hubungan seks.
Nanti, pada bulan yang sama, laporan pertama muncul mengenai
penyakit yang terjadi di antara orang Haiti, serta juga orang dengan hemofilia.
Ada yang menganggap bahwa ini adalah bukti bahwa epidemi berawal dari Haiti.
Kejadian penyakit pada orang non-gay berarti nama seperti
GRID tidak cocok lagi. Pada Juli, akronim AIDS, kependekan dari Acquired Immune
Deficiency Syndrome (sindrom dapatan yang disebabkan oleh penurunan sistem
kekebalan tubuh) dianjurkan pada pertemuan di AS. Istilah SIDA dipakai dalam
bahasa Prancis dan Spanyol.
Pada Agustus, nama AIDS mulai dipakai oleh surat kabar dan
jurnal ilmiah, tetapi sindrom baru didefinisikan secara resmi oleh CDC pada
September.
Beberapa organisasi layanan AIDS sukarela mulai didirkan di
AS, termasuk San Francisco AIDS Foundation (SFAF), serta Gay Men’s Health Crisis
(GMHC) di New York. Pada November, organisasi AIDS pertama didirikan di
Inggris, yaitu Terrence Higgins Trust, yang mengenang orang pertama yang
diketahui meninggal karena AIDS di negara itu.
Pada Desember, seorang bayi berusia 20 bulan meninggal karena
infeksi terkait AIDS, setelah menerima beberapa transfusi darah. Kasus ini
memberi bukti jelas bahwa AIDS disebabkan oleh unsur menular dalam darah, dan
menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan transfusi darah.
Pada Desember, CDC juga melaporkan kasus pertama penularan
yang kemungkinan terjadi dari ibu-ke-bayi. Oleh karena beberapa kasus ini,
semakin banyak orang mulai sadar terhadap penyakit baru ini, karena semakin
jelas bahwa kelompok orang yang terpengaruh jauh lebih luas.
AIDS dilaporkan terdapat di 14 negara di seluruh dunia.
Sejarah 1983
Pada Januari, mulai muncul laporan mengenai AIDS di antara
perempuan tanpa faktor risiko lain, yang memberi kesan bahwa penyakit dapat
menular melalui hubungan heteroseksual.
|
AIDS Candlelight Memorial pertama dilaksanakan di San
Francisco, AS.
Pada Mei, para dokter di Institute Pasteur di Prancis
memisahkan sebuah virus baru yang mungkin penyebab AIDS. Virus ini disebut
virus terkait limfadenopati (lymphadenopathy-associated virus/LAV). Contoh
dikirim ke CDC dan National Cancer Institute (NCI) di AS.
Di Eropa, ada dua epidemi AIDS, satu berhubungan dengan
Afrika, sementara yang lain berhubungan dengan laki-laki gay yang pernah
mengunjungi AS. Laporan resmi pertama tentang AIDS di Inggris dibuat oleh Departemen
Kesehatan Inggris. Tiga orang di Inggris telah meninggal. Kematian orang
Australia pertama karena AIDS dicatat di Melbourne.
Pada saat ini, dokter yang bekerja di bagian Zambia dan
Zaire mengamati munculnya bentuk KS yang sangat ganas. Kanker ini adalah
endemik di Afrika Tengah, tetapi sebelumnya hanya berlanjut secara perlahan dan
menanggapi pengobatan dengan baik, sementara kasus baru tampaknya jauh berbeda,
dan sering mematikan.
CDC AS coba memberi penenteram hati dengan mengumumkan bahwa
penyebab AIDS tidak diketahui, tetapi kemungkinan besar disebabkan oleh unsur
yang disebarkan oleh hubungan seks dan melalui jarum suntik yang tercemar.
Tidak ada bukti bahwa AIDS dapat menyebar melalui udara, atau melalui kontak
sehari-hari.
Nanti dalam tahun ini, jumlah anak AIDS meningkat, dan ada
kesepakatan bahwa anak itu memperoleh infeksi dari ibunya di dalam rahim atau
saat persalinan. Juga, jelas virus penyebab AIDS dapat disebarkan melalui
transfusi darah.
Konferensi AS pertama tentang AIDS dilaksanakan di Denver
pada Juli. Sekelompok aktivis dengan AIDS masuk konferensi tersebut tanpa
undangan, dan menyatakan pernyataan yang sekarang diketahui sebagai Asas Denver. Asas mulai dengan desakan agar
“Kami menolak ditandai sebagai “korban”, istilah yang berbau kegagalan.”
Dr. Zubairi Djoerban melaksanakan penelitian terhadap
30 waria di Jakarta. Karena rendahnya tingkat limfosit dan gejala klinis,
Dr. Zubairi pastikan dua di antaranya terinfeksi.
Pada September, CDC menerbitkan anjuran pertamanya mengenai
kewaspadaan untuk petugas layanan kesehatan untuk mencegah penyebaran AIDS. Di
Inggris, orang yang mungkin rentan terhadap AIDS diminta agar tidak mendonasi
darah.
AIDS telah dilaporkan di 33 negara. 3.000 orang AS AIDS, di
antaranya 1.283 telah meninggal.
Sejarah 1984
|
Dr. Robert Gallo
|
Pada April, pemerintah AS mengumumkan bahwa Dr. Robert
Gallo di NCI telah memisahkan retrovirus penyebab AIDS dan itu diberi nama
HTLV-III. Diumumkan bahwa sebentar lagi akan tersedia tes darah yang dapat
menemukan antibodi terhadap virus.
Sekretaris Health and Human Service AS, Margareth Heckler,
meramalkan secara yakin bahwa epidemi akan cepat selesai. Dia berkata “akan ada
vaksin dalam beberapa tahun dan obat yang menyembuhkan AIDS sebelum 1990.”
Ada kemungkinan besar bahwa HTLV-III adalah sama dengan LAV
yang ditemukan oleh Pasteur Institute.
Gaetan Dugas, yang disebut “pasien nol”, meninggal dunia.
Dia dianggap orang yang “membawa” AIDS ke Amerika Utara. Sebetulnya istilah pasien
nol timbul akibat kesalahpahaman; pada awal dia disebut “pasien O’ untuk ‘Out
of California (di luar California)’, tetapi dibaca ‘pasien 0’.
Di San Francisco, AS, semua “tempat pemandian” kaum gay
ditutup.
Para peneliti yang mengunjungi Afrika Tengah melaporkan
ditemukannya 26 pasien dengan AIDS di Kigali, Rwanda, dan 38 di Kinshasa,
Zaire. Penelitian di Rwanda menyimpulkan bahwa keterkaitan antara lingkungan
perkotaan, penghasilan yang relatif tinggi, dan ‘seks bebas’ adalah faktor
risiko untuk AIDS di Afrika. Penelitian di Zaire menemukan kemungkinan besar
ada kaitan dengan penyebaran heteroseksual.
Pusat pertukaran jarum suntik pertama dalam skala kecil di
buka di Amsterdam, Belanda.
Menjelang akhir 1984 7.699 kasus AIDS di antara orang AS,
dengan 3.655 di antaranya sudah meninggal. Di Eropa, dilaporkan 762 kasus.
Sejarah 1985
Food and Drug Administration (FDA) di AS menyetujui tes
diagnosis AIDS dari Gallo yang didasarkan teknik Western blot. Segera setelah
itu perangkat tes antibodi komersial pertama disetujui. Nanti dalam tahun ini
Institute Pasteur mengajukan tuntutan perkara melawan NCI, menuntut pembagian
royalti dari tes darah AIDS yang telah dipatenkan oleh NCI.
Ada kekhawatiran mengenai beberapa masalah sosial dan etika
terkait tes baru. Terutama adalah masalah terkait kerahasiaan dan
artinya/dampak hasil tes yang positif.
RSCM dan FK-UI membentuk satuan tugas untuk mengkaji masalah
AIDS, yang dikenal sebagai POKDISUS AIDS.
Konferensi internasional pertama tentang AIDS dilaksanakan
di Atlanta, AS, dihadiri oleh 2.000 peserta. Segera setelah konferensi ini, WHO
melakukan pertemuan internasional untuk membahas pandemi AIDS dan memulai
tindakan sedunia yang terkordinasi.
Banyak orang diketahui terinfeksi di Afrika Tengah. Di
Uganda AIDS dikenal sebagai “penyakit kurus,” karena efek wasting yang
diakibatkannya.
Aktor Rock Hudson meninggal karena AIDS. Ia adalah tokoh
masyarakat pertama yang diketahui meninggal karena AIDS. Juga di AS, Ryan
White, seorang hemofilia berusia 13 tahun yang AIDS, dikeluarkan dari sekolah.
Pada awal, WHO memakai definisi AIDS pertama yang
dikembangkan di AS pada 1982 untuk surveilans. Tetapi definisi ini membutuhkan
sarana laboratorium yang tidak tersedia di sebagian besar negara di Afrika.
Jadi pada 1985 definisi klinis baru dari World Health Organisation (WHO)
tentang AIDS di Afrika disetujui, disebut sebagai definisi Bangui.
Pada tahun ini, pengetahuan mengenai cara penularan
berkembang lagi, dengan laporan pertama mengenai penularan dari ibu-ke-bayi
melalui menyusui.
Menteri Kesehatan RI, Dr. Soewandjono Soerjaningrat,
menjawab pertanyaan wartawan, “Kalau kita taqwa pada Tuhan, kita tidak perlu
khawatir terjangkit penyakit AIDS.”
Menjelang akhir tahun, AIDS dilaporkan terdapat di 51
negara, di semua benua.
Sejarah 1986
Program pertukaran jarum suntik pertama dibuka di Inggris.
Seorang wanita berusia 25 tahun, meninggal dunia di RSCM,
tes darahnya memastikan bahwa dia terinfeksi HTLV-III, dan dengan gejala klinis
yang menunjukkan AIDS. Kasus ini tidak dilaporkan oleh Depkes.
Menjadi jelas virus LAV dan HTLV-III sebenarnya sama. Suatu
panitia internasional menyatakan bahwa kedua nama tersebut sebaiknya dibatalkan
dan diganti dengan nama baru, yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Pada Konferensi AIDS Internasional kedua di Paris, Prancis,
ada laporan awal tentang penggunaan obat zidovudine (AZT) untuk mengobati AIDS.
Tetapi Direktur WHO melaporkan pada konferensi bahwa sampai 10 juta orang di
seluruh dunia mungkin sudah terinfeksi HIV.
WHO meluncurkan strategi AIDS sedunia. Pada pertemuan WHO
mengenai penyebaran AIDS di antara pengguna narkoba, dianjurkan penyediaan
jarum suntuk yang steril pada pengguna narkoba sebaiknya di antara tindakan
pencegahan oleh negara-negara sendiri untuk mencegah penyebaran AIDS.
|
Menteri Kesehatan (Surgeon General) AS menerbitkan
laporan utama tentang AIDS. Laporan ini adalah pernyataan besar pertama
mengenai apa yang harus dilakukan di AS untuk mencegah AIDS.
Menteri Kesehatan Uganda mengatakan bahwa negaranya
terserang AIDS, dan negara Afrika lain mengikuti dengan mengajukan permintaan
untuk mendapatkan bantuan WHO. Departemen Kesehatan Zambia meluncurkan program
pendidikan nasional tentang AIDS, membawa pendidikan AIDS ke sekolah dan
kelompok masyarakat melalui tarian, sandiwara, dan lagu.
Seperti di negara maju, AIDS di Afrika ditemukan terutama
pada orang muda dan usia pertengahan, sering yang belum nikah. Juga diakui
bahwa sebagian infeksi terjadi akibat penggunaan jarum suntik secara bergantian
dalam sarana kesehatan.
Di Inggris, pemerintah membentuk Panitia Kabinet tentang
AIDS.
Pada akhir 1986, 85 negara sudah melaporkan 38.401 kasus
AIDS pada WHO, dengan 84 di antaranya di Asia.
Edit terakhir: 9 Mei 2008
Sejarah 1983
Dr. Zubairi Djoerban melaksanakan penelitian terhadap
30 waria di Jakarta. Karena rendahnya tingkat limfosit dan gejala klinis,
Dr. Zubairi menyatakan dua di antaranya kemungkinan AIDS.
Pada November, Menteri Kesehatan RI, Dr. Soewandjono
Soerjaningrat menyatakan pencegahan AIDS terbaik adalah tidak ikut-ikutan jadi
homoseks ... dan mencegah turis-turis asing membawa masuk penyakit itu.
Sejarah 1984
Di Kongres Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI)
VI, pada Juli, dilaporkan bahwa dari 15 orang diperiksa, tiga memenuhi kriteria
minimal untuk diagnosis AIDS.
Pada November, Kepala Divisi Transfusi Darah PMI,
Dr. Masri Rustam menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir AIDS
menyerang penerima transfusi darah di sini. Walau skrining membutuhkan biaya
besar, pencegahan ... dilakukan dengan melarang kaum homoseksual atau waria
menjadi donor darah.
Sejarah 1985
Pada 1 Agustus, Dr. Zubairi menyatakan bila penyakit
AIDS sampai menyerang masyarakat akan sulit dicegah. Pada hari berikut, Menkes
membenarkan adanya kemungkinan AIDS sudah masuk ke Indonesia.
Dr. Arjatmo Tjokrnegoro PhD, ahli imunologi di FK-UI,
menduga mungkin orang Indonesia kebal terhadap AIDS karena aspek rasial.
Pada 8 Agustus, RSCM dan FK-UI membentuk satuan tugas untuk
mengkaji masalah AIDS.
Pada 2 September, Menkes menyatakan sudah ada lima kasus
AIDS ditemukan di Bali. Namun Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (P2MPLP) Depkes, Dr. M. Adhyatama
mengaku dia tidak tahu-menahu mengenai kasus tersebut.
Seorang perempuan berusia 25 tahun dengan hemofilia
dinyatakan terinfeksi HIV pada September di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ).
Pada 11 November, Menkes mengatakan bahwa belum pernah
ditemukan orang yang betul-betul terkena penyakit AIDS. Menjawab pertanyaan
wartawan, Menkes komentar “Kalau kita taqwa pada Tuhan, kita tidak perlu
khawatir terjangkit penyakit AIDS.”
Sejarah 1986
Perempuan berusia 25 tahun yang didiagnosis HIV pada
September 1985 meninggal dunia di RSIJ, tes darahnya memastikan bahwa dia
terinfeksi HTLV-III, dan dengan gejala klinis yang menunjukkan AIDS. Kasus ini
tidak dilaporkan oleh Depkes.
Pada Januari, tes HIV dapat dilakukan di RSCM dengan biaya
Rp 62.500. Hasil positif akan dikirim ke AS untuk penelitian lebih lanjut.
Juga pada Januari, FKUI RSCM melakukan penelitian terhadap
pasien hemofilia yang menerima produk darah (faktor VIII). Ternyata ditemukan
satu di antaranya yang dipastikan terinfeksi HIV. Dan pasien tersebut masih
diketahui hidup sehat tanpa terapi antiretroviral (ART) pada Juli 1998 – lebih
dari 12 tahun setelah didiagnosis.
Pada Maret, satuan tugas RSCM dan FK-UI yang dibentuk pada
1985 untuk mengkaji masalah AIDS diresmikan sebagai Kelompok Studi Khusus
(Pokdisus) AIDS.
Sejarah 1987
Seorang wisatawan asal Belanda meninggal di RS Sanglah,
Bali. Kematian pria berusia 44 tahun itu diakui Depkes disebabkan AIDS.
Indonesia masuk dalam daftar WHO sebagai negara ke-13 di Asia yang melaporkan
kasus AIDS.
Pada Oktober, dilakukan Kongres tentang Penyakit Akibat
Hubungan Kelamin di Bali sekaligus Konferensi International Union Against
Venerial Diseases and Treponematoses untuk kawasan Asia dan Pasifik. Menkes
Dr. Soewandjono Soerjaningrat dalam sambutan mengatakan bahwa penyakit
yang sebelumnya dikaitkan dengan hubungan seksual yang menyimpang dari tuntutan
agama, ternyata dapat menular melalui darah.
Sejarah 1988
Pada 1988, Depkes hanya melaporkan tambahan satu kasus
infeksi HIV di Indonesia.
Sejarah 1989
Tema Hari AIDS Sedunia 1989 adalah “Kaum Muda (Youth).”
Pada 1989, Depkes tidak melaporkan satu pun kasus infeksi
HIV tambahan di Indonesia. Namun satu kasus HIV dilaporkan berlanjut menjadi
AIDS.
Sejarah 1990
Tema Hari AIDS Sedunia 1990 adalah “Wanita dan AIDS (Women
and AIDS).”
Pada 1990, Depkes melaporkan tambahan dua kasus AIDS,
sehingga jumlah kasus infeksi HIV di Indonesia menjadi sembilan.
Sejarah 1991
International AIDS Candlelight Memorial pertama
diselenggarakan di Indonesia. Peristiwa ini, dikenal sebagai Malam Tirakatan
Mengenang Korban-Korban AIDS, diselenggarakan di Surabaya oleh Kelompok Kerja
Lesbian & Gay Nusantara (sekarang Gaya Nusantara), dengan bantuan dari
Persatuan Waria Kotamadya Surabaya (Perwakos).
Pada 29-30 Juli, dilakukan Semiloka Nasional AIDS di
Denpasar, Bali, untuk membahas Pengembangan Strategi Penanggulangan AIDS di
Indonesia.
Tema Hari AIDS Sedunia 1991 adalah “Bersama Kita Hadapi
Tantangan (Sharing the Challenge).”
Pada 1991, Depkes melaporkan tambahan jumlah kasus infeksi
HIV di Indonesia sudah menjadi 18, dengan 12 sudah AIDS.
Sejarah 1992
Tema Hari AIDS Sedunia 1992 adalah “Komitmen Komunitas (Community
Commitment).”
Pada 1992, Depkes melaporkan tambahan jumlah kasus infeksi
HIV di Indonesia sudah menjadi 28, dengan 10 sudah AIDS.
Sejarah 1993
Tema Hari AIDS Sedunia 1993 adalah “Waktunya Untuk
Bertindak! (Time to Act)”.
Di Indonesia, dilaporkan 137 kasus infeksi HIV plus 51 orang
dengan AIDS.
Sejarah 1994
LP3Y bekerja sama dengan Lentera-PKBI DIY dan The Ford
Foundation, melakukan Work Shop Penulisan AIDS bagi Wartawan. Sebagai hasil
dari kegiatan itu, diterbitkan dua buku kecil, “10 Pakar Bicara AIDS” dan “11
Langkah Memahami AIDS.”
Pada 30 Mei, Presiden RI, Suharto, menandatangani Keputusan
Presiden Nomor 36/2004 tentang Komisi Penanggulangan AIDS (KPA). Berdasarkan
Kepres 36 ini, Menkokesra Ir Azwar Anas mengeluarkan Keputusan tentang Susunan,
Tugas dan Fungsi Keanggotaan KPA pada 15 Juni, serta Keputusan tentang Strategi
Nasional Penanggulangan AIDS di Indonesia pada 16 Juni. Ketua KPA adalah
Menkokesra sendiri, dan sekretaris KPA pertama adalah Dr. Suyono Yayha,
MPH.
Pada Agustus, sebuah pokja KPA memperkirakan bahwa jumlah
kasus infeksi HIV di Indonesia pada 2005 akan menjadi antara 600.000 (penularan
rendah, intervensi yang efektif) dan 1.990.000 (penularan tinggi, tanpa
intervensi).
Pada akhir tahun ini di Indonesia, secara kumulatif sudah
dilaporkan 275 infeksi HIV, dengan 67 di antaranya AIDS. 100 di antaranya
adalah WNA. 203 adalah laki-laki, 68 perempuan, 4 tidak diketahui. Jalur
penularan: 69 homoseks, 160 heteroseks, 2 IDU, 2 transfusi darah, 2 hemofilia
dan 40 tidak diketahui.
Tema Hari AIDS Sedunia 1994 adalah “AIDS & Keluarga (AIDS
and the Family).”
Sejarah 1995
Edisi perdana majalah Support diterbitkan oleh Yayasan
Pelita Ilmu pada Januari.
Hingga Mei, 49 orang tercatat meninggal karena AIDS di
Indonesia.
Pusat Media Pelatihan AIDS untuk Wartawan (PMP AIDS)
didirikan pada awal tahun oleh LP3Y di Yogyakarta. Newsletter PMP AIDS edisi
perdana diterbitkan pada Mei.
Yayasan Pelita Ilmu (YPI) membuka Sanggar Kerja, yaitu
tempat persinggahan (shelter) untuk Odha, di Kebon Baru, Jakarta, dengan
dukungan oleh Ford Foundation. Program Buddies (pendamping Odha) juga
dimulai.
Pada Agustus, RS Medistra Jakarta melarang
Dr. Samsuridjal Djauzi untuk merawat pasien apa pun, karena beliau
bersedia merawat pasien AIDS di RS tersebut.
Dikutip oleh harian Kompas pada Mei, Menteri Negara
Kependudukan/Kepala BKKBN menyinyalir bahwa “virus AIDS sudah dimanfaatkan
sebagai alat tindak kejahatan...”
|
Spiritia didirikan oleh Suzana Murni sebagai organisasi yang
mandiri pada November.
Tema Hari AIDS Sedunia 1995 adalah “Hak dan Tanggung Jawab
Bersama (Shared Rights, Shared Responsibilities).” Kegiatan dikoordinasi
oleh BKKBN.
Headline pada Suplemen Khusus Harian Surya yang menyambut
Hari AIDS Sedunia berbunyi “Tunggu! AIDS mungkin akan mewabah di Indonesia.”
Pada akhir tahun ini di Indonesia, secara kumulatif sudah
dilaporkan 364 infeksi HIV, dengan 87 di antaranya AIDS.
Sejarah 1996
Pada pertemuan di Pacet, Jawa Timur, pada 15 Maret,
dikeluarkan “Pernyataan Pacet tentang Masalah Etika dan Hak
Asasi yang berkaitan dengan Pewabahan dan Upaya Pencegahan HIV/AIDS.”
|
Logo asli MRAN. Foto tangan Suzana dan ayahnya
|
International AIDS Candlelight Memorial diselenggarakan di
31 kota di Indonesia sebagai Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN), dengan tema
“Bersama Membangun Harapan,” dikoordinasikan oleh Grup Koordinasi Nasional
Mobilisasi AIDS Nusantara (GKNMAN). Menurut harian Kompas, “diiringi lagu
‘Lilin-lilin Kecil’ yang dinyanyikan sendiri oleh penciptanya, James F Sundah,
sekitar seribu lilin di tangan para hadirin menyala menerangi Plaza Taman
Ismail Marzuki, Jakarta.”
Pertemuan Nasional Pencegahan dan Penatalaksanaan HIV/AIDS
(Pertemuan Nasional HIV/AIDS I) dilakukan pada Juli di Wisma Kalimanis,
Jakarta. Pada pertemuan itu, diputuskan untuk mendirikan tiga organisasi baru:
Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia (PDPAI); Forum Komunikasi
LSM/Organisasi Peduli AIDS (FKLOPA); dan Masyarakat Peduli AIDS Indonesia
(MPAI).
Milis AIDS-INA, milis pertama untuk membahas masalah HIV dan
AIDS di Indonesia, diluncurkan oleh Dr. Pandu Riono.
Tema Hari AIDS Sedunia 1996 adalah “Satu Dunia Satu Harapan
(One World One Hope)”.
Pada akhir tahun ini di Indonesia, secara kumulatif sudah
dilaporkan 501 infeksi HIV, dengan 119 di antaranya AIDS.
Sejarah 1997
Pada Mei, Ditjen POM mengeluarkan surat resmi kepada Ditjen
Bea Cukai yang menerangkan bahwa bila Bea Cukai mendapat kiriman ARV dari luar
negeri yang ditujukan pada Pokdisus AIDS, obat tersebut dapat dikeluarkan tanpa
harus diuji coba Ditjen POM.
Pada Juni, ARV yang berikut tersedia di Indonesia: AZT, ddI,
ddC, 3TC, saquinavir dan ritonavir. Namun harganya tidak terjangkau untuk
mayoritas Odha.
Surveilans yang dilakukan terhadap waria di Jakarta
menunjukkan prevalensi HIV 6%, naik dari 0,3% pada 1995.
Tema Hari AIDS Sedunia 1997 adalah “Anak-anak yang Hidup di
Dunia dengan AIDS (Children Living in a World with AIDS)”
Pada akhir tahun ini di Indonesia, secara kumulatif sudah
dilaporkan 619 infeksi HIV, dengan 153 di antaranya AIDS.
Sejarah 1998
Didi Mirhad, bintang iklan Indonesia, mengungkapkan status dirinya
HIV-positif pada media massa.
Pertemuan Odha pertama dilakukan oleh Spiritia di Ubud,
Bali, dengan menghadirkan 16 Odha dan Ohidha dari seluruh Indonesia.
|
Pada Oktober, RCTI mulai menayangkan sinetron Kupu-Kupu
Ungu, disutradarai oleh Nano Riantiarno, dengan bintang Nurul Arifin dan Sandi
Nayoan. Sinetron sepanjang 13 episode tersebut menggambarkan beragam masalah
medis, sosial, psikologis dan mitos seputar HIV dan AIDS.
|
Tema Hari AIDS Sedunia ditentukan sebagai “Kaum Muda:
Semangat Perubahan”. Kegiatan dikoordinasi oleh Departemen Agama.
Menjelang Hari AIDS, KPA meluncurkan Kampanye Nasional
AIDS, ditandai oleh lambang baru, yaitu pita merah-putih.
Sejarah 1999
Didi Mirhad, bintang iklan Indonesia, meninggal dunia karena
AIDS pada 25 Agustus.
Semiloka Nasional Penggunaan dan Penyalahgunaan NAZA
dilakukan selama empat hari di September oleh sekelompok aktivis HIV dan
narkoba, dengan melibatkan beberapa pembicara dari Australia dan Malaysia.
Pertemuan ini adalah pertama kali konsep Harm Reduction dibahas oleh
para pembuat kebijakan dan pengambil keputusan di Indonesia.
Tema Hari AIDS Sedunia 1999, ‘Dengar, Simak, Tegar! (Listen,
Learn, Live!)’ tetap ditujukan pada orang berusia di bawah 25 tahun.
Kegiatan dikoordinasi oleh Departemen Pendidikan.
Pada akhir tahun, ARV yang berikut tersedia di Indonesia:
AZT, ddI, ddC, 3TC, d4T, saquinavir, ritonavir dan indinavir.
Sejarah 2000
Pertemuan Nasional HIV/AIDS II dilakukan pada April di
Jakarta.
Surveilans di antara 67 pengguna narkoba suntikan yang ditahan
di Lapas Kerobokan di Bali pada akhir tahun menemukan 35 (56%) terinfeksi HIV.
Pada November, sebuah pertemuan yang dilakukan oleh
Lentera-Sahaja PKBI DIY di Kaliurang, DIY yang melibatkan beberapa relawan dari
kelompok marjinal dibongkar secara ‘brutal dan keji oleh kelompok orang yang
bertopeng dan bersembunyi dibalik jubah “agama” ataupun “parpol” tertentu.’
Tema Hari AIDS Sedunia 2000 adalah ‘AIDS
– Pria Berpengaruh (AIDS – Men Make a Difference)’. Kegiatan
dikoordinasi oleh BKKBN.
Sejarah 2001
Dua belas penghuni sebuah pusat pemulihan narkoba di Bali
dites HIV. Delapan di antaranya ditemukan terinfeksi.
Dengan dukungan dari Ketua Badan POM, berapa jenis ARV
generik dari India mulai tersedia di Indonesia, termasuk AZT, 3TC, gabungan
AZT+3TC, d4T dan nevirapine. Dengan obat ini, terapi antiretroviral (ART) yang
baku mulai tersedia di Indonesia, walau harga masih mahal (lebih dari Rp 1 juta
per bulan).
Pertemuan Nasional Odha ke-2 dilakukan oleh Spiritia di
Kuta, Bali pada September, dihadiri oleh 36 Odha dan Ohidha dari seluruh
Indonesia. Peserta menyetujui dikeluarkan “Asas-Asas Penanggulangan HIV/AIDS”
sebagai suatu hasil dari pertemuan itu.
|
Suzana Murni pada ICAAP ke-6
|
Walau dalam keadaan sakit dan harus memakai kursi roda,
Suzana Murni, pendiri Spiritia berpidato pada pembukaan Konferensi
Internasional AIDS di Asia Pasifik (ICAAP) ke-6 di Melbourne, pada Oktober,
dengan judul ‘Memecah Penghalang’.
Tema Hari AIDS Sedunia 2000 adalah ‘Kami peduli. Anda
bagaimana? (I care. Do you?)’. Kegiatan dikoordinasi oleh Departemen
Kesehatan.
Pada 31 Desember, Drs. M. Jusuf Kalla sebagai Menkokesra
menandatangani Keputusan tentang Sekretariat KPA, yang menetapkan
Dr. Farid Husein sebagai Sekretaris KPA.
Sejarah 2002
Sidang Kabinet Sesi Khusus HIV/AIDS dilakukan pada 28 Maret.
Pada 1 April, disusun Komite Pengarah untuk Strategi
Nasional Penanggulangan AIDS, untuk mengembangkan rancangan Stranas baru.
Permohonan Indonesia untuk dana dari Global Fund Ronde 1
disetujui, dengan dana hampir 16 juta dolar untuk HIV. Fase 1 program, dengan
dana hampir 7 juta dolar, mulai diterapkan pada Juli 2003.
Suzana Murni, pendiri Spiritia, meninggal dunia pas sebelum
pembukaan Konferensi AIDS Sedunia ke-14 di Barcelona, Spanyol pada Juli.
Konferensi ini didominasi oleh masalah terkait pengobatan untuk HIV di negara
terbatas sumber daya. Penghargaan yang diberikan pada Spiritia oleh Family
Health International (FHI) diterima oleh Siradj Okta, adik Suzana.
Indonesia menunjukkan betapa mendadak epidemi HIV dapat
muncul. Setelah lebih dari sepuluh tahun prevalensi HIV yang rendah, angka
meloncat di antara pengguna narkoba suntikan dan pekerja seks, dengan sampai
40% orang di tempat pemulihan narkoba di Jakarta diketahui HIV-positif.
Pada Oktober dibentuk Gerakan Nasional Meningkatkan Akses
Terapi HIV/AIDS (GN-MATHA), diketuai oleh Dr. Samsuridjal Djauzi, dengan
tujuan agar 10.000 Odha di Indonesia mendapatkan ART pada 2005.
Sebuah International Roundtable: Increasing Access to HIV
Treatment in Resource Poor Settings dilakukan di Canberra, Australia pada
September. Di antara 85 peserta, dari 18 negara, ada lima dari Indonesia.
Tema Hari AIDS Sedunia 2002 ditetapkan oleh BKKBN sebagai
‘Tetap Hidup dengan Tegar’. Tema internasional adalah ‘Live and Let Live’.
Dirjen Farmasi Depkes memasukkan AZT, 3TC dan nevirapine
dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) untuk semua rumah sakit tipe A dan
tipe B se-Indonesia.
Sejarah 2003
Pertemuan Nasional Odha ke-3 dilakukan oleh Spiritia di
Cikopo, Puncak pada Februari, dihadiri oleh 50 Odha dan Ohidha dari seluruh
Indonesia. Peserta menyetujui dikeluarkannya “Pernyataan Cikopo” sebagai suatu
hasil dari pertemuan itu.
“Tegak Tegar – Hidup Positif Bersama HIV”, Pameran Foto
Karya Rio Helmi, yang didedikasikan untuk Almarhumah Suzana Murni, diluncurkan
di Gedung DPR-RI, Senayan, Jakarta pada Februari. Foto dalam pameran
menunjukkan beberapa Odha di Indonesia dalam kegiatan sehari-hari.
Pada Maret, Menteri Kesehatan RI mengatakan bahwa pemerintah
akan memberi subsidi ARV generik sebesar Rp 200.000 per bulan untuk setiap Odha
yang membutuhkannya. Beberapa provinsi memutuskan untuk menyediakan ARV secara
gratis untuk sejumlah Odha di provinsinya.
Pada Juli, penyediaan ART untuk 100 Odha di Indonesia yang
didanai oleh Global Fund mulai direncanakan.
Program Global Fund Ronde I Fase 1 untuk HIV dimulai di
Indonesia pada Juli. Program ini diutamakan untuk memberi ARV pada 100 Odha di
lima provinsi.
Pada Agustus 2003, Kimia Farma meluncurkan produk ARV-nya.
Pada awal disediakan AZT (Reviral), 3TC (Hiviral), gabungan AZT+3TC (Duviral),
serta nevirapine (Neviral). Namun rencana awal untuk membuat gabungan
AZT+3TC+nevirapine dengan nama Triviral tidak berhasil. Harga untuk Duviral dan
Neviral ditetapkan sebagai Rp 345.000.
Jogjakarta Round Table Meeting, yang dihadiri oleh peserta
dari 16 negara dengan tujuan mengevaluasi pelaksanaan akses ART,
diselenggarakan pada September. Pertemuan ini adalah lanjutan dari pertemuan
serupa yang dilakukan di Canberra pada 2002.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) meluncurkan Strategi Nasional
Penanggulangan AIDS 2003-2007.
Menyambut Hari AIDS Sedunia, Presiden Republik Indonesia
Megawati bertemu dengan beberapa Odha di istana negara.
Tema Hari AIDS Sedunia 2003 ditetapkan oleh Departemen
Sosial sebagai ‘Stigma dan Diskriminasi’.
Pada akhir 2003, diperkirakan 1.100 Odha memakai ART di
Indonesia.
Sejarah 2004
Pada 19 Januari, wakil dari pemerintah enam provinsi yang
dianggap paling rentan terhadap HIV (Papua, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, DKI
Jakarta, dan Riau), pada pertemuan di Papua dengan Ketua KPA Jusuf Kalla dan
wakil dari enam departemen serta Ketua Komisi VII DPR-RI, Dr. Sanusi
Tambunan, menyatakan Komitmen Sentani. Di antara tujuh pasal dalam komitmen
tersebut, para peserta berjanji akan “Mengupayakan pengobatan HIV/AIDS termasuk
penggunaan ARV kepada minimum 5.000 Odha pada tahun 2004.”
Pertemuan Nasional Odha ke-4 dilakukan oleh Spiritia di
Tretes, Jawa Timur pada Februari, dihadiri oleh 60 Odha dan Ohidha dari seluruh
Indonesia. Peserta menyetujui dikeluarkannya “Pernyataan Tretes” sebagai suatu
hasil dari pertemuan itu.
Departemen Kesehatan menetapkan 25 rumah sakit di 15
provinsi sebagai Rumah Sakit Rujukan AIDS, tahap pertama. Sedikitnya dua
dokter, satu perawat dan satu konselor dari masing-masing rumah sakit diberi
pelatihan khusus.
Spiritia meluncurkan prakarsa pencegahan untuk Odha yang
disebut “HIV Stop di Sini”, yang dimaksudkan membantu memutuskan rantai
penularan.
Yayasan Spiritia melakukan pelatihan Pendidik Pengobatan
pertama di Jakarta, dengan melibatkan 45 peserta dari kelompok dukungan sebaya
dan komunitas di seluruh Indonesia.
Setelah upaya advokasi yang melibatkan kelompok dukungan
sebaya dari seluruh Indonesia, Depkes mengubah kebijakan untuk menyediakan ART
dengan subsidi penuh pada 4.000 Odha.
Dilakukan Pertemuan Nasional KDS ke-2 di Sanur Bali pada
November, dihadiri oleh wakil dari 33 kelompok dukungan sebaya (KDS) untuk
Odha/Ohidha dari 24 kota dan 20 provinsi. Peserta menyetujui dikeluarkan
“Pernyataan Bali” sebagai suatu hasil dari pertemuan itu.
Tema Hari AIDS Sedunia 2004 ditetapkan oleh Kementerian
Pemberdayaan Perempuan sebagai ‘Perempuan, Remaja Putri, HIV dan AIDS’, dengan
slogan “Sudahkah Kau Dengar Aku Hari Ini?” Tema internasional adalah ‘Women,
Girls, HIV and AIDS’, dengan slogan “Have You Heard Me Today?”.
Sejarah 2005
Setelah mengevaluasi kinerja penerapan Fase 1 programnya
Ronde I di Indonesia, Global Fund memutuskan untuk memotong dana untuk Fase 2
(Juli 2005-Juni 2007) dari 9 juta dolar AS menjadi 900.000 dolar.
Terkait dengan kunjungan Kofi Annan, Sekretaris-Jenderal PBB
ke Indonesia, untuk Konferensi Asia-Afrika, istrinya, Ibu Nane Annan
mengunjungi Spiritia. Di kantor Spiritia, Ibu Nane berbincang dengan kurang
lebih 20 Odha dari berbagai latar belakang.
Pada Mei, Agustina Saweri, meninggal dunia di Jayapura. Odha
berusia 26 tahun itu memperoleh embel-embel ‘Buah Merah’ di namanya setelah ia
diboyong ke Jakarta pada Oktober 2004 untuk memberi kesaksian tentang khasiat
buah tersebut sebagai alternatif pengobatan AIDS. Agustina didesak untuk berhenti
penggunaan ART-nya, karena tidak dibutuhkan lagi setelah memakai Buah Merah.
|
International Congress on AIDS in Asia and the Pacific
(ICAAP) ke-7 dilakukan di Kobe, Jepang pada Juli, dengan tema ‘Bridging
Science and Community (Menjembatani Ilmiah dan Komunitas).’
Spiritia melaksanakan Kongres Nasional Odha pertama di
Lembang, Jawa Barat, pada September, dihadiri oleh 120 peserta Odha dan Ohidha.
Peserta mengeluarkan “Pernyataan Lembang” seusai pertemuan.
Tema Hari AIDS Sedunia 2005 ditetapkan oleh Departemen Dalam
Negeri sebagai ‘Kepemimpinan dan Penanggulangan HIV/AIDS’. Tema internasional
adalah ‘Stop AIDS. Keep the Promise’.
KPA Nasional mengeluarkan rencana program akselerasi di 100
Kabupaten/Kota tahun 2005. Rencana ini dicanangkan pada Hari AIDS Sedunia oleh
Bapak Wakil Presiden.
Sejarah 2006
Pada Januari, laboratorium resistansi genotipe HIV mulai
diuji coba di Departemen Mikrobiologi FKUI. Lab ini disediakan untuk melakukan
surveilans resistansi untuk Depkes.
Pada Mei, dilakukan International AIDS Candlelight Memorial
(Malam Renungan AIDS) dengan tema internasional “Lighting the Path to a
Brighter Future.” Antara lain, kegiatan diadakan di Tangerang, Lombok, Kediri,
Malang dan Jogja.
Juga pada Mei, diluncurkan buku ‘Dua Sisi dari Satu Sosok,’
kumpulan tulisan Suzana Murni. Buku ini, yang disusun oleh Putu Oka Sukanta,
mengandung 43 artikel dan puisi karya Suzana, sebagian diterjemahkan dari
tulisan asli dalam bahasa Inggris.
|
Peraturan Presiden (PP) RI Nomor 75 Tahun 2006 tentang
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional ditandatangani oleh Bapak Presiden pada 13
Juli 2006. Antara yang lain, PP ini menetapkan Dr. Nafsiah Ben Mboi sebagai
Sekretaris.
Situs web Spiritia bangkit kembali pada Juni. di antara
fitur yang pada awal tersedia adalah akses pada berbagai dokumen Spiritia
(termasuk semua Lembaran Informasi), statistik Depkes dari 1995, dan informasi
mengenai kelompok dukungan sebaya dalam jaringan se-Indonesia.
Pada Agustus diluncurkan situs web www.aids-ina.org yang
merupakan langkah awal dari beberapa aktivis dan pemerhati untuk melengkapi
forum milis aids-ina. Diharapkan situs web ini bisa menjadi pusat informasi
terhadap isu HIV-AIDS di Indonesia.
Juga pada Agustus, diumumkan bahwa penyebaran HIV/AIDS di
Tanah Papua diperkirakan telah memasuki kelompok masyarakat umum (generalized
epidemic).
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat/Ketua Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional pada acara penyerahan AIDS Award 2006 di Hotel
Nikko di September. AIDS Award event di anugerahkan kepada 19 perusahaan yang
telah menunjukkan prestasi dalam melaksanakan program penanggulangan AIDS di
tempat kerja. AIDS Award Event 2006 diselenggarakan oleh KPA Nasional.
Ada pertemuan antara Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto
dengan sekretaris KPA Nasional Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH di Markas Besar TNI
Cilangkap pada Oktober. Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto mengatakan bahwa
upaya pencegahan penularan HIV di lingkungan TNI sangat penting untuk segera
ditingkatkan pelaksanaannya di semua jajaran TNI termasuk di komando utama
(KOTAMA).
Tema Hari AIDS Sedunia 2006 ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan sebagai ‘STOP AIDS – Tepati Janji’, dengan fokus pada akuntabilitas.
Tema internasional tetap ‘Stop AIDS. Keep the Promise,’ sama seperti
tahun sebelumnya.
Sejarah 2007
Buku Suzana Murni, ‘Lilin Membakar Dirinya,’ biografi Suzana
oleh Putu Oka Sukanta, diluncurkan pada Januari.
Pada Februari, PB IDI (Bidang Penyakit Menular) bersama ASHM
(Australasian Society HIV Medicine) mengadakan Kursus Nasional tentang
Koinfeksi HIV-Hepatitis Virus selama dua hari yang merupakan kegiatan penting
Pra-Pertemuan Nasional HIV/AIDS ke-3.
|
Pertemuan Nasional HIV & AIDS ke-3 dilakukan di Surabaya
pada Februari dengan tema “Menyatukan Langkah untuk Memperluas Respons.” Antara
lain, Strategi Nasional Penanggulangan AIDS 2007-2010 diluncurkan di pertemuan
ini.
|
Bantuan Dana Global Fund untuk penanggulangan AIDS, TB, dan
Malaria untuk Indonesia dihentikan sementara mulai pertengahan bulan Maret.
Alasan utama penghentian aliran dana untuk tiga penyakit menular tersebut
karena ditemukan “mismanagement” dalam pengelolaan dana tersebut.
Pada Juli, diketahui bahwa Komisi E DPR Provinsi Papua,
dalam Rancangan Perdasi (Peraturan Daerah Provinsi) terkait penanggulangan HIV
dan AIDS di Papua mengusulkan pemasangan microchip dan anjuran pemeriksaan
wajib HIV bagi setiap warga Papua, didorong oleh anggota Dr. John
Manangsang.
|
Spiritia melaksanakan Kongres Nasional Odha dan Ohidha ke-II
Peningkatan Pemberdayaan dan Keterampilan dalam Menghadapi HIV dan AIDS di Lido
29 Juli-1 Agustus 2007 dengan tema “Peduli AIDS – Jangan Hanya Slogan.”
|
Pada Agustus, di International Congress on AIDS in Asia and
the Pacific (ICAAP) ke-8 di Colombo, Sri Lanka, diumumkan bahwa Indonesia akan
menjadi tuan rumah untuk ICAAP ke-9 di Bali pada 2009.
Dana Global Fund, yang dibekukan pada Maret 2007, dicairkan
lagi pada Oktober.
|
Tema Hari AIDS Sedunia 2007 ditetapkan oleh BKKBN sebagai
‘STOP AIDS – Tepati Janji,’ dengan fokus pada kepemimpinan. Tema internasional
tetap ‘Stop AIDS. Keep the Promise,’ sama seperti dua tahun sebelumnya. Di
antara kegiatan terkait dengan Hari AIDS, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
melakukan pertemuan di Istana Negara. Puncak acara adalah dialog langsung
Presiden SBY dengan Odha dan keluarganya. Dalam dialog yang dipandu langsung
oleh Bpk. Aburizal Bakri selaku ketua KPA Nasional ini, Presiden berkesempatan
mendengarkan langsung hal yang dialami oleh Odha. Tanggapan dan jawaban yang
diberikan oleh Presiden dalam dialog tersebut secara nyata dirasakan langsung
oleh peserta dialog. seperti yang disampaikan oleh Luh Putu Ikha, perwakilan
dari Bali, bahwa peran Odha dalam penanggulangan HIV/AIDS di tanah air perlu
didukung oleh pemerintah.
Pekan Kondom Nasional (PKN) Pertama dilaksanakan 1-8
Desember 2007 dengan kegiatan yang mencakup pembagian materi edukasi ke
berbagai pelosok daerah di Indonesia, pelatihan, talkshow, konser musik, dan
lomba karya tulis dan fotografi bagi wartawan dan blogger. Akibat PKN ini, KPA
Nasional didemo dua kali, dengan tuduhan “merusak moral bangsa,” dan mereka
sama sekali tidak mau dengar penjelasan dari Ibu Nafsiah Mboi, Sekretaris KPA
Nasional.
Pada akhir 2007, dilaporkan 11.570 Odha pernah mulai ART,
dengan 6.653 (58%) masih memakainya.
Sejarah 2008
Komunitas TNI mengumumkan pada Januari bahwa akan
melaksanakan proyek percontohan untuk pelayanan terpadu HIV-AIDS di Jatim
khususnya bagi masyarakat TNI.
Penasihat Khusus Sekjen PBB dan utusan khusus untuk HIV dan
AIDS di Asia Pasifik, Nafis Sadik, yang menunjungi Indonesia pada Februari,
mengujar bahwa, “Targetnya MDG 2015 tidak akan tercapai, jika keadaan AIDS
tidak dapat ditanggulangi secara baik.” Menurutnya, penyebaran epidemi HIV di
Indonesia telah mengalami peningkatan. Pertambahan itu menurutnya banyak
disebabkan oleh penularan infeksi melalui transmisi seksual.
Pertemuan Nasional Harm Reduction dilakukan di Makassar pada
Juni. Pada pertemuan tersebut, Asisten Deputi Sekretaris KPA Nasional Inang
Winarso mengatakan, dari 3.000 pasien yang mengikuti program Metadon di seluruh
Indonesia, 20% di antaranya telah terbebas sebagai pengguna dan pecandu
narkoba. Juga pada pertemuan itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat
(Menko Kesra) Aburizal Bakrie juga mengampanyekan penggunaan kondom di kalangan
pengguna Napza.
Dalam Kongres Anak Indonesia VII 2008, yang dilakukan pada
Juli terkait dengan Hari Anak Indonesia (HAN) 2008 di Taman Mini Indonesia
Indah (TMII), Jakarta, peserta merumuskan “Suara Anak Indonesia.” Mereka
bertekad meningkatkan pemahaman cara hidup sehat, hak kesehatan reproduksi,
agar terhindari dari bahaya penyakit menular, HIV/AIDS serta penyalahgunaan
narkotika. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan jajaran menteri
terkait menindaklanjuti hasil kongres tersebut.
|
Melalui Musyawarah Nasional Orang Terinfeksi HIV yang
dilakukan secara terbatas dan dihadiri oleh 124 orang terinfeksi HIV berasal
dari 27 provinsi pada Juli, telah membentuk sebuah organisasi yang bernama
Jaringan Orang Terinfeksi HIV (JOTHI). Dipilih Abdullah Denovan sebagai
Koordinator Nasional dengan periode kerja dua tahun.
Sekretaris Nasional Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
Nasional Nafsiah Mboi memprediksi pada Juli bahwa jumlah kasus HIV dan AIDS
pada 2020 akan melonjak menjadi 2 juta kasus. Sekitar 80% di antaranya menimpa
kaum laki-laki.
Pada pertemuan di IDI di Oktober, diumumkan bahwa estimasi
jumlah orang terinfeksi HIV di Indonesia sudah menjadi 277.000.
Masyarakat Peduli AIDS Nasional (Mapan) – yang menggabungkan
antara lain Jaringan orang terinfeksi HIV (JOTHI) Jakarta, Persatuan korban
Napza dan LBH Kesehatan sebagai pendamping – pada November melakukan aksi di
depan Kantor Perwakilan PBB di Menara Thamrin, Jakarta. Mereka menuntut
Koordinator UNAIDS Indonesia Nancy Fee dipecat dan keluar dari Indonesia. Salah
satu yang disuarakan mereka, selama ini UNAIDS tidak memberikan kontribusi
nyata bagi penanggulangan AIDS di Indonesia.
Akhirnya, pada Desember, pasal di Raperdasi Provinsi Papua
mengenai microchip dibatalkan, setelah banyak advokasi oleh orang di seluruh
Indonesia.
Tema Hari AIDS Sedunia 2008 ditetapkan oleh ???? sebagai
‘Yang Muda Yang Membuat Perubahan.’ Tema internasional tetap ‘Stop AIDS. Keep
the Promise’ dengan fokus pada kepemimpinan, sama seperti dua tahun sebelumnya.
KPAN, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
dan DKT Indonesia menggelar Pekan Kondom Nasional (PKN) ke-2 yang diadakan pada
minggu pertama Desember. Kegiatan ini diawali dengan Konferensi Kondom pada 1
Desember 2008 yang dibuka Menkokesra Aburizal Bakrie. Namun kegiatan ini dilawan
dengan Kampanye Antikondomisasi, dengan konferensi pers berjudul “Stop
Kondomisasi untuk Penyebaran HIV/AIDS” oleh LSM Merc.
Pada akhir 2008, dilaporkan 17.880 Odha pernah mulai ART,
dengan 10.616 (59%) masih memakainya.
Edit terakhir: 5 Juni 2009 ( By : Spirilia yayasan )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar