Minggu, 27 Februari 2011

Pendekatan Biopsikososial Klien Dengan Penyakit Kanker Cervik


Pendekatan model biopsikososial dalam dunia medis ini melibatkan suatu konsep hubungan interaksi antara faktor biologis, psikologis dan sosial dalam upaya mengerti suatu proses penyakit dan sakitnya seseorang. Pendekatan ini pula yang membawa pengertian bukan saja dari segi medis fisik, tetapi juga dari kondisi psikologis yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Kanker serviks sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian kaum wanita yang cukup tinggi, baik di negara-negara maju maupun Negara berkembang seperti Indonesia. Setiap tahun ditemukan kurang lebih 500.000 kasus baru kanker serviks dan tiga perempatnya terjadi di negara yang berkembang. Data yang berhasil dihimpun oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan, bahwa angka kejadian kanker di Indonesia sampai saat ini diperkirakan setiap tahun muncul sekitar 200.000 kasus baru di
mana jenis terbesar dari kanker tersebut adalah kanker serviks (Susanto,1998).
Biologi, Psikologi, dan Sosial
Masalah yang terjadi pada klien dengan kanker serviks sangat kompleks, menyangkut aspek bio-psiko-sosial dan spiritual Apabila masalah itu terjadi seumur hidup, maka dapat menyebabkan rendahnya kualitas kehidupan klien dengan kanker serviks Konsep biopsikososial memungkinkan suatu pemahaman yang menyeluruh tentang munculnya suatu kondisi sakit yang dihubungkan dengan faktor lingkungan dan stres yang terkait di dalamnya. Sebaliknya, kondisi lingkungan dalam hal ini dukungan sosial dalam konsep biopsikososial dapat membe-rikan perubahan pada kondisi sakit.
Biologis dengan menggunakan obat, psikologis dengan menggunakan psikoterapi, sosial dengan menggunakan dukungan dan modifikasi sosial.

REAKSI DAN PENDEKATAN BIOLOGIS
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, di mana pada keadaan ini terdapat kelompok sel abnormal yang oleh sel-sel jaringan yang tumbuh secara terus menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh sehingga jaringan sekitarnya tidak melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya.
Keadaan fisik Yang  paling umum dialami oleh klien dengan kanker diantaranya pengrusakan organ tubuh, nyeri, penurunan berat badan, bau cairan cervik yang menyengat,.. dan Pada klien kanker serviks yang menjalani kemoterapi dapat terjadi efek samping yang ditimbulkan secara fisik seperti leukopenia, anemia, stomatitis, malaise, mual dan muntah, diare, lesu, lemas, perubahan kulit dan kerontokan rambut (Young dalam Novak, 1995).
Adanya efek samping seperti tersebut ditambah dengan nyeri hebat akibat proses keganasan yang khas terjadi pada kanker serviks stadium lanjut akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia sehingga dapat terjadi gangguan seperti: perubahan nutrisi, perubahan kenyamanan, kerusakan mobilitas fisik, resiko terhadap cedera, kurang perawatan diri dan intoleransi aktivitas (Carpenito, 1997).
Sedangkan pengangkatan seluruh atau sebagian rahim akan memberi banyak pengaruh terhadap fungsi reproduksi klien. Jika dilihat dari gejala klinik kanker serviks pada stadium lanjut seperti keputihan yang gatal dan berbau busuk, pendarahan kontak, pendarahan spontan dan nyeri yang hebat, maka penyakit ini sudah sejak lama dikaitkan dengan gangguan fungsi seksual yang merupakan ciri khas dari penyakit kanker ginekologis ini.
Perubahan-perubahan sistem dan fungsi tubuh yang terjadi pada klien kanker serviks stadium lanjut akan menyebabkan pula perubahan-perubahan pada penampilan, status dan peran, mobilitas fisik, aktivitas dan pekerjaan sehari-hari yang pada akhirnya mempengaruhi kehidupan klien sehari-hari dalam berhubungan dengan orang lain karena terdapat perbedaan antara kondisi sehat dengan kondisi sakit khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia, di mana dalam kondisi sakit memerlukan bantuan orang lain.
Dampak fisik yang sedemikian kompleksnya dapat menjadi pemicu munculnya kondisi yang menekan atau stres pada diri klien. Dengan demikian, penanganan secara fisik (misalnya melalui terapi medis) dan psikologis (misalnya penanganan stres) sangat baik dilakukan pada masa dini, karena melalui penanganan tersebut diharapkan klien akan cepat merasa tenang, terlepas dari kondisi stres dan perasaan tertekan, sehingga dengan demikian diharapkan klien dapat memperoleh prognosis yang lebih positif.

REAKSI DAN PENDEKATAN PSIKOLOGIS
Klien dengan diagnosis kanker akan mengalami keadaan psikologis akibat perubahan perubahan yang terjadi pada fisiknya seperti cairan bau ,gangguan seksual / reproduksinya,dan lain sebagainya akan berdampak pada reaksi psikologis terhadap diagnosis kanker yang harus dihadapinya adalah berupa rangkaian terapi atau pengobatan yang dijalani klien dan “kondisi fisiknya yang baru”.
Klien akan  mengalami beberapa keadaan Psikologik tersebut seperti :
1.      Shock atau kaget,pada saat menerima kabar berita tentang diagnosis penyakitnya dari hasil pemeriksaan dokter atau rumah sakit.
2.      Denial atau penolakan,klien merasa tidak percaya akan penyakit yang dideritanya dan dia masih menyalahkan hasil pemeriksaan
3.      Marah,berusaha menolak keadaan sakitnya dan selalu menyesali mengapa hal ini terjadi pada dirinya
4.      Kecemasan dan ketakutan dengan adanya pengrusakan,nyeri,penurunan Berat badan penipisan finansial, dan sebagainya
5.      Depresi dan merasa kesepian,
6.      Merasa tidak berdaya dan putus asa,klien merasa tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai seorang isteri dan ibu,ini kaitannya dengan keadaan sosial pasien.
7.      Malu karena bau
Mereka memerlukan orang yang terdekat untuk mengekspresikan perasaan dan pemikirannya Pada saat stres, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya.
Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakit yang dialami, khususnya jika penyakit yang memerlukan proses penyembuhan yang lama dengan hasil yang belum pasti. Sembahyang atau berdoa, membaca kitab suci dan praktek keagamaan lainnya membantu memenuhi kebutuhan spiritual dan mendapatkan kekuatan untuk bertahan hidup.
Apabila klien tidak dapat menyeimbangkan keadaan psikologi ini maka akan berpengaruh pada keadaan biologis atau fisiknya,keadaan psikologis yang buruk akan memperberat keadaan/prognosis dan proses penyembuhan penyakitnya

REAKSI DAN PENDEKATAN SOSIAL

 Kondisi-kondisi seperti di atas tentu berdampak pada relasi sosial klien dan ini akan berlangsung secara terus menerus bahkan  terjadi perubahan dalam kehidupan sosial klien. Perubahan ini bisa berupa perubahan status sosial karena kehilangan pekerjaan dari tempat kerja klien dan atau perubahan peran dan tugas di rumah karena klien sudah tidak mampu baik sebagai seorang isteri yang melayani fungsi seksual kepada suaminya atau fungsinya kepada keluarga karena ketidak berdayaan penyakitnya dimana pasien tidak boleh bekerja keras dan harus istirahat,dia mengalami gangguan interksi sosial akibat keadaannya,klien lebih cendrung menarik diri dan menyendiri.
Klien juga  Merasa Tidak Mampu dan Tidak Sempurna dalam Melakukan Ibadah,kegiatan organisasi atau kegiatan lain yang pernah dilakukannya sebelum klien menderita kanker.
Keadaan psikologis seperti marah, tersingggung atau depresi akan membuat interaksi sosial nya semakin tidak baik,klien selalu merasa minder dengan keadaanya sehingga dia menarik diri dari interkasi dengan orang lain.
Peran orang orang terdekat sangatlah bermanfaat sehingga klien tetap berinteraksi dengan keadaan sekitarnya,orang orang terdekat tersebut haruslah sabar dan senantiasa tidak menjauh dari klien,karena jika klien dapat bertahan dalam interaksi sosialnya yang baik ini akan mempengaruhi pula keadaan psikologisnya.keadaan keadaan psikologis sedikit demi sedikit akan terkikis dan klien akan merasakan kedamaian dan ketenangan,sehingga pada akhirnya akan berdampak pula pada proses fisiologik atau biologis yaitu penyembuhan penyakitnya.

TAMBAHAN
menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh klien kanker serviks sangat kompleks mencakup aspek bio-psiko-sosial dan spiritual, tetapi manusia merupakan makhluk yang unik, maka dalam memandang suatu masalah, satu individu dengan individu lainnya tidaklah akan sama sehingga respon yang diperlihatkannya juga mungkin agak berbeda






                                                                                                            Depok,19 Februari 2011


                                                                                                                 Sri Mulyanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar