Kota Suci Madinah Al Munawarah – Merupakan kota
suci kedua bagi umat Islam. Disanalah terletak Masjid Nabawi yang
didirikan pada tahun 622 atau tahun pertama hijriah, setelah Nabi
Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah. Dulu kota ini bernama
Yatsrib. Setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke kota ini, Yatsrib dikenal
dengan nama “Madinatur Rasul”. Kemudian, orang menyebut kota ini dengan
sebutan “Al-Madinah”.
Sebagaimana Nabi Muhammad Saw Bersabda :
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ“Sesungguhnya Nabi Ibrâhîm menjadikan kota Mekah sebagai kota haram, dan sesungguhnya aku menjadikan Madinah sebagai kota yang haram juga”. [HR. Muslim]
Dalam perkembangannya, Masjid Nabawi
yang apabila sholat sekali di dalamnya maka nilainya seribu kali sholat.
Dibalik Megahnya Masjid
Nabawi, ada sebuah tempat yang memiliki keutamaan lebih. Tempat yang
sangat mulia itu merupakan tempat Rasulullah SAW beribadah, memimpin
sholat, menerima wahyu, teriring pula tentunya ibadah para sahabat nan
sholeh. Jamaah haji atau umroh yang berada di Madinah, biasanya akan
menyempatkan berdoa di tempat ini. Tempat ini tak pernah sepi, menjadi
tempat yang paling afdhal untuk memanjatkan doa. Raudhah, nama tempatnya.
Di antara rumahku dan mimbarku terletak sebuah raudhah (taman) dari taman-taman surga. Mimbarku ada di atas telagaku (HR Abu Hurairah RA)
Raudhah ini ditandai tiang-tiang putih dengan ornamen kaligrafi yang khas dan juga karpet warna hijau yang menutup lantainya, membentang dari rumah Rasulullah SAW (yang kini menjadi makam beliau) hingga ke mimbar. Sekitar 26 x 15 meter.
Karena
tempat ini sangat istimewa, maka seorang disunnahkan untuk selalu
beribadah dan shalat di Raudhah Nabi SAW ini. di mana beribadah di
dalamnya menghadirkan rasa khusyu mendalam. Setiap doa yang dipanjatkan
di dalamnya sangat mudah diijabahi. Beribadah di Raudah selalu memberi
rasa tenang dan rasa segar, layaknya kalau kita sedang berada di taman.
Raudhah sangat padat selama 24 jam. Buat ikhwan hampir setiap saat bisa shalat dan beribadah di Raudhah. sedangkan akhwat ada jam-jam tertentu, saat waktu Dhuha, antara Dhuhur dan Ashar, serta di malam hari jam 9. Untuk masuk pun, diatur oleh penjaganya, biasanya dibagi per kelompok, intinya kita harus sabar. Beribadah di Raudhah itu sunnah dengan keutamaan besar, tapi sekali lagi mengejar hal yang sunnah jangan membuat kita mengerjakan hal yang haram. Menganiaya/menyakiti sesama , akibat berdesak-desakan.
Raudhah sangat padat selama 24 jam. Buat ikhwan hampir setiap saat bisa shalat dan beribadah di Raudhah. sedangkan akhwat ada jam-jam tertentu, saat waktu Dhuha, antara Dhuhur dan Ashar, serta di malam hari jam 9. Untuk masuk pun, diatur oleh penjaganya, biasanya dibagi per kelompok, intinya kita harus sabar. Beribadah di Raudhah itu sunnah dengan keutamaan besar, tapi sekali lagi mengejar hal yang sunnah jangan membuat kita mengerjakan hal yang haram. Menganiaya/menyakiti sesama , akibat berdesak-desakan.
Sahabat2ku,
saat kita keluar dari hotel penginapan yang pada saat itu jarak hotel kami ke nabawi sekitar +500 meter, Kami bertiga....berniat dan berdoa "Ya Allah....izinkan kami memasuki Raudah dengan kemudahan dan tuntunan-Mu...Bismillah...Teruslah nak kita bersholawat......
Pada saat memasuki Mesjid Nabawi kami harus berpisah karena tempat sholat laki-laki dan perempuan terpisah, aku dan putriku....sedangkan putraku dengan tenangnya melangkah kan kakinya sendiri memasuki mesjid nabawi.
Setelah melaksanakan sholat di Mesjid Nabawi, saatnya kami mengantri diantara ribuan manusia, aku pegang erat putriku...maju secara tahap bertahap sampai anakku hampir menyerah, namun....aku yakinkan kepada putriku, jangan menyerah anakku....ini lah perjuangan nabi Muhammad SAW untuk membela umatnya, bayangkanlah kita ada bersama nabi Muhammad Saw pada masa terdahulu....hingga...putriku semangat...terus dan kami pun diberikan kemudahan bisa sholat sunah di Raudah.....
untuk kesekian kalinya kami mendatangi raudah hingga pada hari2 terakhir....betul2 mukjizat, kami bisa berada di raudah dengan seluas2nya sholat di karpet hijau itu.....lenggang ...disitulah kami menangis karena kami akan berpisah dari Raudah.....
Alhamdulillah, kisah putraku pun demikian...ada pertolongan bagiya memasuki raudah melalui bimbingan seorang bapak yang tidak dikenalnya....
kami akan kembali....ke Raudah sampai batas waktu hanya Allah. Swt lah yg tahu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar